Jumat, 22 Juli 2016

                  


                    Jangan Merusak Rumah Tangga Orang




Lafadz imam Ahmad berbunyi;
مسند أحمد (46/ 454)
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْسَ مِنَّا مَنْ حَلَفَ بِالْأَمَانَةِ وَمَنْ خَبَّبَ عَلَى امْرِئٍ زَوْجَتَهُ أَوْ مَمْلُوكَهُ فَلَيْسَ مِنَّا
dari ‘Abdullah bin Buraidah dari ayahnya berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak termasuk golongan kami orang yang bersumpah dengan amanah dan barangsiapa merusak hubungan seorang wanita dengan suaminya atau budak dengan tuannyanya, maka ia tidak termasuk golongan kami.” (H.R.Ahmad)
Orang yang berusaha merusak hubungan istri dengan suaminya dalam hadis di atas di vonis tidak termasuk golongan Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. Jika bukan golongan Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ maka menjadi golongan siapakah selain golongan kaum Kuffar, Munafik, Fasik, ahli maksiat dan semua yang tidak menempuh jalan yang lurus? Cukuplah hadis ini menajdi dalil bahwa merusak rumah tangga orang termasuk hitungan dosa-dosa besar dan kemungkaran yang berat.
Merusak rumah tangga orang juga termasuk perbuatan para penyihir berdasarkan ayat berikut ini;
{وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُ عَلَى مُلْكِ سُلَيْمَانَ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَا أُنْزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ وَمَارُوتَ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّى يَقُولَا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ } [البقرة: 102]
dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), Padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil Yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: “Sesungguhnya Kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir”. Maka mereka mempelajari dari kedua Malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya (Al-Baqoroh;102)
Dalam ayat di atas dijelaskan bahwa diantara aktivitas sihir yang dipelajari dari Harut dan Marut adalah sihir untuk memisahkan antara seorang lelaki dengan suaminya. Sihir menyeret pada kekufuran, dan sudah diketahui dalam Islam bahwa perbuatan sihir termasuk salah satu dari tujuh dosa besar yang pelakunya dihukum bunuh. Dalil ini semakin menguatkan bahwa merusak rumah tangga orang adalah dosa besar (Kaba-ir) dan kemungkaran yang berat.
Memisahkan pasangan suami istri dan merusak rumahtangga mereka juga menjadi program utama Iblis dan tentaranya utnuk menimbulkan fitnah dan kerusakan di muka bumi. Imam Muslim meriwayatkan;
صحيح مسلم (13/ 426)
عَنْ جَابِرٍ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ إِبْلِيسَ يَضَعُ عَرْشَهُ عَلَى الْمَاءِ ثُمَّ يَبْعَثُ سَرَايَاهُ فَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَنْزِلَةً أَعْظَمُهُمْ فِتْنَةً يَجِيءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُولُ فَعَلْتُ كَذَا وَكَذَا فَيَقُولُ مَا صَنَعْتَ شَيْئًا قَالَ ثُمَّ يَجِيءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُولُ مَا تَرَكْتُهُ حَتَّى فَرَّقْتُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ امْرَأَتِهِ قَالَ فَيُدْنِيهِ مِنْهُ وَيَقُولُ نِعْمَ أَنْتَ
dari Jabir berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas air lalu mengirim bala tentaranya, (setan) yang kedudukannya paling dekat dengan Iblis adalah yang paling besar godaannya. Salah satu diantara mereka datang lalu berkata: ‘Aku telah melakukan ini dan itu.’ Iblis menjawab: ‘Kau tidak melakukan apa pun.’ Lalu yang lain datang dan berkata: ‘Aku tidak meninggalkannya hingga aku memisahkannya dengan istrinya.’ Beliau bersabda: “Iblis mendekatinya lalu berkata: ‘Bagus kamu.” (H.R.Muslim)
Tampak jelas dalam hadis di atas, bahwa Iblis meremehkan banyak “prestasi” tentaranya yang menimbulkan fitnah dan kerusakan ditengah-tengah manusia. Namun ketika diberitahu “prestasi” memisahkan pasangan suami istri, iblis begitu gembira, mendekatkan Syetan tersebut di sisinya dan memujinya. Dari sini bisa difahami, siapapun yang terlibat upaya memisahkan pasngan suami istri dan merusak rumah tangganya (meski dia bersorban besar), sesungguhnya dia adalah bagian dari tentara iblis, yang merealisasikan program-programnya, dan menjadi “anteknya” baik sadar maupun tidak.
Ibnu Taimiyah berkata;
الفتاوى الكبرى (2/ 313)
فَسَعْيُ الرَّجُلِ فِي التَّفْرِيقِ بَيْنَ الْمَرْأَةِ وَزَوْجِهَا مِنْ الذُّنُوبِ الشَّدِيدَةِ، وَهُوَ مِنْ فِعْلِ السَّحَرَةِ، وَهُوَ مِنْ أَعْظَمِ فِعْلِ الشَّيَاطِينِ.
Upaya seseorang untuk memisahkan istri dengan suaminya adalah diantara dosa-dosa berat, termasuk perbuatan tukang sihir, dan sebesar-besar perbuatan Syetan (Al-Fatawa Al-Kubro, vol.2 hlm 313)

(dari Muhammad Muafa)

Kamis, 11 Februari 2016


YANG AKU KHAWATIRKAN;IBADAH ANAK2ku

pakaian nya nomor ke sekian
makan nya nomor ke sekian
rejekinya  nomor sekian
semua yang bersifat dunia hanyalah sementara

dengan sholat,,langkahmu akan terkendali
dengan sunnah2 yang dicontohkan Rasulullah SAW
Allah memberimu pahala2 berlipat
dengan shodaqoh,rejekimu semakin berkah

jangan khawatir tentang dunia anakku
ada yang lebih kekal nantinya

Bukan pemberian yang aku harapkan
Bukan hadiah2 yang aku minta

kebahagiaanku
ibadah2mu
Semoga Allah selalu membimbing kalian dijalanNya
Untuk kebahagiaan yang abadi

Keselamatan kalian dunia akhirat

DAn pemberi jalanku nanti ke syurga

Aamiin




Sholat on time
dont become so late


Kamis, 27 Februari 2014

Ketika Allah Subhanallahu Wa Ta'ala Berkehendak Lain

Bismillah,,,


Di kehidupan ini, terkadang kita mendapatkan hal-hal yang menyenangkan dan terkadang hal-hal yang menyakitkan dan menusuk kalbu. Kita semua tentunya pernah mengalami perihnya kenyataan hidup. Di kala orang yang sangat kita cintai meninggalkan kita, di saat kita di bohongi seseorang, di kala kita mendapatkan nilai yang buruk, atau terkadang harapan dan cita-cita kita gagal dan kandas di tengah jalan. Bagi orang yang baik pasti menerimanya dengan ikhlas dan sabar walau dalam hati kecilnya dia sangat terpikul dan menangis atas kenyataan pahit tersebut. Namun tak jarang kita dengar banyak juga orang-orang yang bisa menjadi gila atau bahkan bunuh diri karena ketidaksanggupan menerima kenyataan pahit tersebut, Na'udzubillah. Padahal semua itu memang sudah menjadi suratan takdir dari Allah dan semua memang sudah rencana Allah yang mungkin Allah punya kehendak lain dari musibah itu.


Memang tak bisa dipungkiri bahwa rasa sedih pasti ada ketika musibah menimpa. Bahkan Rasulullah pun pernah menangis ketika putranya, Ibrahim meninggal dunia. Beliau mengatakan: "Sesungguhnya mata bisa menangis,hati bisa bersedih tetapi kami tidak mengatakan kecuali apa yang Allah ridhoi..."(HR.Bukhari no. 1241)


Namun permasalahannya apakah kita harus terus berlarut-larut dalam kesedihan yang menyelimuti jiwa?? jawabannya jangan saudaraku,,,jangan terus menerus larut dalam kesdihan,, karena dengan ujian dan cobaan itulah sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat kita dan menghapus dosa-dosa kita sebagaimana sabda Rasulullah Salallahu 'alaihi wa salam: “Sesungguhnya orang-orang shalih akan diperberat (musibah) atas mereka. Dan tidaklah seorang mukmin tertimpa suatu musibah, seperti tertusuk duri atau lebih ringan dari itu, kecuali akan dihapus dosa-dosanya dan akan ditingkatkan derajatnya”. (HR. Ahmad, Ibnu Hibban, al-Hakim dan Baihaqi).


Kita harus meyakini bahwa Allah sangat menyayangi dan mencintai kita. Rasulullah Salallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Sungguh Allah Ta'ala lebih menyayangi hamba-hamba-Nya melebihi kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya." (HR. Bukhari no.5653 dan Muslim no. 2754).


Dan meyakini bahwa dengan ujian atau cobaan itu merupakan bukti perhatian dan kasih sayang Allah seperti sabda Rasulullah Salallahu 'alaihi wa salam: "Dan sesungguhnya Allah Ta'ala, apabila mencintai suatu kaum maka Dia beri cobaan." (Lihat Silsilah Ash-Shahihah no.146).


Lalu meyakini bahwa tidaklah Allah memberikan cobaan melainkan hanya sebatas kemampuan kita. Firman Allah (artinya): "Tidaklah Allah membebani suatu jiwa kecuali sebatas kemampuannya." (Al-Baqarah:286).


Dan kita harus membayangkan pahala yang di dapat bagi orang-orang yang bersabar. Rasulullah Salallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Sesungguhnya besarnya ganjaran sesuai dengan besarnya musibah." (Lihat Silsilah Ash-Shaihah no. 146).


Maka kita hendaknya selalu berbaik sangka kepada Allah ta'ala terhadap musibah atau cobaan yang menimpa kita. Dan yakinlah bahwa di balik musibah atau cobaan yang besar pasti ada hikmah yang besar juga dan alhamdulillah saya pernah merasakan betapa indahnya bersabar atas musibah itu yang sangat luar biasa balasan nikmat dari Allah Ta'ala. Kita harus sadar bahwa semua itu merupakan kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Mungkin sambil menangis haru kita bisa berkata lirih, "Ya Rabb,jangan tinggalkan aku,,,"




                                                                                                        


                                          Renungan dan nasihat atas kejadian hari ini
Azharuul Iman

Minggu, 09 Februari 2014

KUMPULAN HADITS


9 Februari 2014

Rasulullah SAW bersabda :
''Sesungguhnya sebilang ahli neraka adalah perempuan2 yang berpakaian tapi telanjang yang condong pada maksiat dan menarik orang lain untuk melakukan maksiat,mereka tidak akan masuk syurga dan tidak akan mencium baunya''
(HR Bukhari & Muslim)


Memandang wanita
Rasulullah SAW bersabda :
''Tidaklah ada seorang muslim yang memandang seorang wanita dalam kilasan pertama kemudian dia memejamkan matanya,kecuali Allah akan celupkan bagimya sebuah ibadah yang dia dapatkan manisnya dalam hatinya''
(HR Ahmad,HAkim,Thabrani dan Baihaqi)

1 Maret 2014

 Keutamaan shaum Senin-Kamis
Rasulullah SAW bersabda :
Berbagai amalan dihadapkan (pada Allah) di hari senin dan kamis.MAka aku suka amalku dihadapkan,aku sedang berpuasa
(HR Tarmidzi)

Berbakti kepada suami
Rasulullah SAW bersabda :
"Tidak dihalalkan bagi seorang istri berpuasa sunnah ketika suaminya berada di rumah melainkan dengan izin suaminya
Dan tidak boleh bagi istri mengizinkan orang lain masuk ke rumahnya melainkan dengan izin suaminya"
(HR Bukhari dan Muslim)

Rahasiakan 3 hal
Rasulullah SAW bersabda :
"Ada 3  hal yang termasuk pusaka kebajikan,yaitu merahasiakan keluhan,merahasiakan musibah dan merahasiakan shodaqoh (yang kita keluarkan)
(HR Thabrani)

Bersikap lembutlah
Rasulullah SAW bersabda :
"Hendaknya engkau bersikap lembut dan jauhilah olehmu sikap keras dan keji
(HR Bukhari)

HArta yang berlebihan 
Rasulullah SAW bersabda :
" Sesungguhnya diantara yang paling aku takutkanatas kalian adalah jika kemegahan dunia dan kesenangannya telah dibuka pada kalian"
(HR Bukhari)

Jumat, 17 Januari 2014

KETIKA ALLAH MENGABULKAN DO'A DO'AKU

Siapa yang pernah menduga.do'a dan impian terwujud beberapa tahun kemudian,bagi kita terasa lama,tetapi bagi Allah hanya seperti membalikkan telapak tangan,kun fayakun

Dalam Hadist Qudsi :
"Sesungguhnya Allah berfirman : Aku sebagaimana prasangka hambaku kepadaKu,aku bersamanya jika ia berdo'a kepadaKU "(HR Turmudzi)

Semua tergantung hati dan pikiran kita...ketika kita optimis dan yakin;Allah mengabulkan keinginan kita,ketika harapan dan do'a kita tak kunjung tiba,,Allah menundanya untuk kebaikan kita


Saat aku tertimpa musibah,hanya ada harapan,dapatkah aku mencurahkan kepedihan ku serta menuntaskan airmata ,,mengadu dan bersujud di rumahMU (Baitullah)
Dan yang paling utama adalah menunaikan Rukun Islam 

Rasanya waktu itu,hanyalah harapan yang tak mungkin,berangkat naik Haji?? hanya impian
Tapi aku selalu yakin,yang tak mungkin bagi kita sebagai hamba Allah yang dhaif,sangat mudah bagi Allah

Berdoa ...konon katanya ketika kita terdzalimi maka Allah akan mengabulkan do'a kita,semakin hari semakin besar harapan pergi ke tanah suci,,,

Maha Besar Allah,ketika tengah malam berkumpul setelah meninggalnya ayahanda tercinta,Maret 2005,salah satu adikku menawarkan aku berangkat ke tanah suci

Subhanallah,,,uluran tanganMu melalui adikku,

Allah sangat memudahkan,diperkirakan 2 taun kemudian aku dan adikku berangkat,,malah tanpa persiapan apapun,aku medapat telpon bisa berangkat tahun 2005

Sempat bingung karena 5 anakku masih membutuhkan tanganku,tapi hanya karena selalu yakin,Allah mengizinkan aku berangkat,aku pasrahkan anak2ku dalam penjagaanNya

"DAN JANGAN KAMU BERPUTUS ASA DARI RAHMAT ALLAH.SESUNGGUHNYA TIADA BERPUTUS ASA DARI RAHMAT ALLAH MELAINKAN KAUM YANG KAFIR
(QS YUSUF 87)





Mexico City...17 Januari 2014

Minggu, 06 Oktober 2013

SAAT AKU GUNDAH RINDU ANAK2KU NUN JAUH DI INDONESIA

Mengingat Allah Adalah Penangkal dan Penawar Gelisah


Hati adalah salah satu anugerah Allah swt yang tidak ternilai harganya bagi manusia. Dengan hati, manusia dapat merasakan suka, duka, bahagia, derita, kecewa, bangga, dan lain-lain. Dengan hati, manusia dapat meraba persaan orang lain. Dengan hati, manusia dapat membuat kehidupan ini penuh dengan kedamaian dan kasih sayang. Memang, hati adalah keajaiban yang senantiasa menuntun manusia pada cahaya. Namun, hati pun dapat terluka dan menderita penyakit yang sangat membahayakan pemiliknya. Apa sajakah penyakit yang dapat menggerogoti hati? Lalu, bagaimana cara mengatasinya?
Allah swt telah melengkapi manusia dengan perangkat tubuh yang disebut dengan hati. Hati ini, pada dasarnya telah diciptakan bersih oleh Allah swt bersih dari berbagai macam penyakit. Namun, seiring dengan nafas kehidupan yang terus berhembus dan kian menua dalam rimba kehidupan, perlahan hati pun mulai terkontaminasi, terkotori, dan akhirnya menjadi tempat bersemayamnya berbagai macam penyakit, yang salah satunya adalah penyakit gelisah.
“Gelisah”, inilah salah satu jenis penyakit yang sering kali menyerang pertahanan hati. Gelisah merupakan penyakit hati  yang banyak menyerang manusia, baik orang tua maupun para generasi muda.
Gelisah merupakan salah satu  penyakit hati yang sangat berbahaya. Satu penyakit hati ini saja mampu memberikan berbagai efek negatif dalam kehidupan seseorang. Karena gelisah, seseorang dapat terjerumus kepada pelarian yang tidak semestinya, seperti malas belajar dan sekolah, malas bekerja,  minum minuman yang memabukkan dan menggunakan obat-obatan terlarang (miras), terjerumus pada seks bebas, terdampar dalam dunia diskotik  yang penuh dengan maksiat, dan berbagai sarana pelarian lainnya yang mengandung unsur-unsur maksiat. Jadi, satu penyakit hati ini saja dapat menimbulkan berbagai macam efek negatif dalam kehidupan seseorang, minimal akan menurunkan dan atau menghilangkan prestasinya, dan maksimal akan melemparnya ke limbah maksiat dan dosa.
Gelisah, memang satu penyakit hati yang sangat berbahaya namun hampir tidak pernah dipertimbangkan oleh kebanyakan manusia. Karena, biasanya mereka sudah memiliki cara masing-masing untuk menghilangkan gelisah tersebut. Ada yang menghilangkannya dengan cara-cara yang sesuai atau tidak melanggar syariat, namun banyak pula yang menghilangkan penyakit tersebut dengan cara-cara yang menyimpang dari syariat. Akibatnya, gelisah mereka hilang, dosa pun menerkam.
Allah swt telah menciptakan dan menganugerahkan hati bagi manusia sebagai salah satu perangkat kehidupan yang sangat vital, yang akan membantu melihat dan mendengar seruan Allah swt, yang akan membantunya dapat merasakan apa yang tengah dirasakan oleh orang lain. Namun, kita juga mengetahui bahwa segala sesuatu itu ada, tiada, terjadi, dan tidak terjadi hanya karena Allah swt. Dari sana, kita juga tahu bahwa Allah swt-lah yang telah menciptakan penyakit, dan Allah swt-lah yang memiliki penawarnya. Dan satu-satunya penawar yang paling efektif dan tidak bertentangan dengan syariat Islam untuk menangkal atau mengobati penyakit gelisah adalah dengan cara selalu mengingat Allah swt, sebagaimana telah dikatakan dengan jelas oleh Allah swt di dalam Al Quran, yang artinya:
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar Ra’du : 28)
Dalam ayat di atas, Allah swt telah dengan tegas dan jelas mengatakan bahwa “… hanya dengan mengingat Allah swt-lah maka hati akan menjadi tenteram”. Maka tidak ada lagi penawar dan penangkal yang lebih baik dan lebih barakah lagi selain dengan cara mengingat Allah swt. Lalu, bagaimanakah yang dimaksud dengan mengingat Allah swt tersebut?
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengingat Allah swt, misalnya berdzikir, sholat, mempelajari dan membaca Al Quran serta mengamalkannya, senantiasa bersyukur kepada Allah swt, meyakini pertolongan Allah swt, dan perbanyak merenungi tanda-tanda kebesaran Allah swt yang terdapat di alam semesta maupun fakta sejarah.

1. Dzikrullah (dzikir kepada Allah swt)
Dzikir kepada Allah swt merupakan salah satu cara yang sangat ampuh agar selalu  mengingatkan kita kepada Allah swt. Kenapa demikian? Karena, dzikir dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun (kecuali ketika tengah berada di dalam toilet atau sedang buang air), serta oleh siapapun (tua maupun muda, laki-laki maupun perempuan, sedang berhadats maupun dalam keadaan suci).
Dzikir juga merupakan salah satu amalan yang sangat mudah dan ringan untuk dikerjakan, dapat dilakukan di dalam hati maupun disuarakan dengan lisan. Dzikir ini pun tidak diikuti aturan mengenai batas minimal atau maksimal untuk melakukannya, intinya adalah niat dan keikhlasan kita.
Mengingat Allah swt melalui berdzikir dapat dilakukan dengan cara mengucapkan kalimat-kalimat thoyyibah (seperti, astagfirullaahal’adhim, subhanallah, alhamdulillah, Laa ilaa ha Illallah, Allahu Akbar) secara lisan maupun di dalam hati berulang-ulang dan terus-menerus, sebanyak yang kita mampu.
Dzikir merupakan salah satu media untuk mengingat Allah swt dalam segala aktivitas (kecuali pada saat buang air atau sedang berada di dalam toilet), ketika berbaring, duduk, maupun berdiri.
“… Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah(berdzikir) hati menjadi tenteram.” (QS. Ar Ra’du : 28)
Satu hal yang harus diingat adalah, untuk dapat selalu mengingat Allah swt dan berhasil menghapus atau menangkal rasa gelisah, dzikir tidak hanya dilakukan sebatas ucapan lisan dan atau hati saja. Dzikir kepada Allah swt merupakan rangkaian aktivitas yang melibatkan segenap hati, lisan, dan juga perbuatan. Tanpa bersatunya ketiga aspek tersebut, maka sulit pula atau bahkan tidak mungkin bagi hati kita untuk bersatu dengan Allah swt.

2. Sholat
Sholat yang merupakan ibadah paling utama bagi umat muslim juga merupakan salah satu sarana penangkal dan penawar berbagai macam penyakit hati yang bersarang di dalam dada manusia. Jelas saja, sholat merupakan ibadah yang totalitas hanya mengingat kepada Allah swt, yang secara total juga hanya diisi dengan kalimat-kalimat dzikrullah, ayat-ayat Allah swt.
“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang , gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun.” (QS.Az Zumar : 23)
Sholat merupakan aktivitas komunikasi langsung dengan Allah swt, Zat yang menggenggam dan menguasai segala hati, yang menciptakan penyakit dan yang menyembuhkannya tanpa rasa sakit. Jika seseorang telah terhubung dan berkomunikasi dengan Allah swt secara langsung dalam sholat yang khusyuk, maka mustahil baginya terserang penyakit gelisah. Karena gelisah menyerang hati, dan Allah swt-lah yang menggenggam dan menguasai segala hati.

3. Membaca, mempelajari, dan mengamalkan Al Quran


“ Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang , gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun.”
 (QS.Az Zumar : 23)
“… kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah …”, itulah janji Allah swt kepada hamba-Nya senantiasa mengistiqomahkan diri mereka untuk selalu membaca, mempelajari, dan merenungi ayat-ayat Al Quran secara terus-menerus.
Di sinilah, salah satu nilai pentingnya mengamalkan dan membaca Al Quran secara kontinyu. Karena, Al Quran merupakan kitab yang berisikan kalimat-kalimat yang penuh dengan kebaikan, ayat-ayat Allah swt yang telah diturunkan di bulan yang penuh dengan barakah, bulan Ramadahan, maka tidak heran dan tidak perlu lagi untuk diragukan bahwa Al Quran akan menjadi penenang hati-hati yang membacanya, bahkan bagi para pendengarnya, sebagaimana firman Allah swt di dalam Al Quran, yang artinya:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal”. (QS. Al Anfal : 2)
Senantiasa basahi lidah dan jiwa kita dengan lantunan kalimat-kalimat Allah swt yang termuat di dalam Al Quran, niscaya ketenangan jiwa akan menjadi milik kita.

4. Bersyukur Kepada Allah swt
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumatkan, Jika kamu bersyukur akan karuniaKu, pasti Aku tambah untukmu, jika kamu ingkar, sesungguhnya azabKu sangat pedih”. (QS. Ibrahim: 7)
“Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tentram, rizkinya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk) nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat”. (QS. An Nahl : 112)
Kedua ayat di atas telah memberikan gambaran mengenai peranan rasa syukur kepada Allah swt. Pada QS. Ibrahim: 7, Allah swt telah mengatakan bahwa Allah swt akan menambahkan nikmat-Nya kepada orang-orang yang bersyukur atas segala yang telah mereka peroleh dan mereka miliki. Dan Allah swt akan mengazab orang-orang yang mengingkari nikmat Allah swt (tidak mau bersyukur) dengan azab yang sangat pedih.
Dan pada QS. An Nahl : 112, Allah swt telah memberikan gambaran kepada kita mengenai nasib orang-orang yang tidak mau bersykur atau ingkar kepada Allah swt. Allah telah mengazab mereka dengan kelaparan dan ketakutan.
Dari gambaran kedua ayat di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa orang-orang yang senantiasa bersyukur akan memperoleh tambahan nikmat. Hal ini tentu saja akan menambah ketenangan bagi mereka yang memperolehnya. Atau boleh jadi nikmat yang ditambahkan itu berupa nikmat ketenangan jiwa yang selalu dicari-cari oleh kebanyakan atau seluruh manusia. Sedangkan bagi mereka yang ingkar atau tidak mau bersyukur, maka Allah swt akan mengazab mereka dengan azab yang sangat pedih. Pada surah An Nahl : 113, Allah swt telah mengazab orang-orang semacam ini dengan kelaparan dan ketakutan.
Kalau seseorang telah mendapat azab dari Allah swt, baik berupa kelaparan, kehausan, kemiskinan, kebodohan, ketakutan, atau azab dalam bentuk apapun, maka mustahil bagi mereka untuk merasakan ketenangan dalam hidupnya.

5. Yakinlah akan pertolongan Allah swt
“Masalah”… Ya, “masalah”, itulah yang menjadi pemicu utama timbulnya kegelisahan dalam jiwa seseorang. Banyak sekali manusia, bahkan mungkin hampir setiap manusia akan merasakan penyakit gelisah ini manakala dihadapkan pada suatu permasalahan. Rasa takut terhadap berbagai masalah yang menimpanya. Takut tidak dapat menyelesaikannya. Takut tidak ada yang akan menolongnya keluar dari masalah tersebut.
Di sinilah, hendaknya kita mulai untuk yakin kepada Allah swt. Ya, sebagai seorang muslim hendaknya kita mulai menanamkan secara mendalam di dalam jiwa kita bahwa Allah swt adalah satu-satunya pemberi petunjuk dan pertolongan yang terbaik bagi umat-Nya. Dan satu hal lagi yang wajib kita yakini adalah bahwa pertolongan Allah swt itu dekat kepada umat-Nya.
Dengan meyakini bahwa pertolongan Allah swt itu dekat, maka kegelisahan pun niscaya akan hilang. Karena kita tahu dan yakin bahwa Allah swt pasti akan menolong hamba-Nya yang membutuhkan.
“Dan Allah tidak menjadikan pemberian bala bantuan itu melainkan sebagai khabar gembira bagi (kemenangan)mu, dan agar tentram hatimu karenanya. Dan kemenangan itu hanyalah dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS. Al Imran : 126)
“bilakah datangnya pertolongan Allah?”. Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat”. (QS Al Baqarah : 214).

6. Merenungi tanda-tanda kebesaran Allah swt
Satu hal lagi yang harus dilakukan untuk menghilangkan gelisah dan memperoleh ketenangan batin adalah dengan jalan selalu merenungi tanda-tanda kebesaran Allah swt.
Allah swt telah menciptakan alam ini dengan kekuasaan-Nya yang luar biasa. Dan di sanalah terdapat beraneka tanda-tanda kekuasaan-Nya bagi orang-orang yang mau berpikir dan merenungkannya. Di sana ada siang dan malam yang terus silih-berganti dengan waktu yang tetap, siapa yang memberikan jadwal? Di sana ada planet-planet yang beredar di garis edarnya masing-masing dan tidak pernah berenturan ataupun berebutan, siapa yang mengaturnya? Di sana ada langit yang luas luar biasa mengambang tanpa penyanggah, siapa yang menopangnya? Di sana ada buah duriann matang yang manis rasanya, siapa yang menaburinya dengan gula? Di sana ada buah kelapa muda yang jika dibelah ada airnya yang sangat segar, siapa yang menuangkannya? Berikut firman Allah swt di dalam Al Quran:
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” (QS. Al Fushshilat : 53)
“Dan Dia lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan”. (QS. Ar Ra’du : 3)
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati(kering)nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan “. (QS. Al Baqarah : 164)
“Dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kukuh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi tiap-tiap hamba yang kembali (mengingat Allah)”. (QS. Qaf : 7 – 8)
“Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak guncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk”. (QS. An Nahl : 15)
“Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran”. (QS. Al Hijr : 19)
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal….” (QS. Ali Imran : 190)
Selain itu, kita juga dapat merenungi kebesaran-kebesaran Allah swt melalui fakta-fakta sejarah yang banyak diceritakan di dalam Al Quran dan Al Hadits.
Demikianlah artikel sederhana mengenai “Mengingat Allah Adalah penangkal dan Penawar Gelisah”. Semoga artikel sederhana ini dapat memberikan barakah bagi kita semua. Amin

Senin, 16 September 2013

BELAJAR DARI ORANG BUTA

  • Bismillahirrahmaanirrahim.

    Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

    :: سئل أحد الحكماء : ممن تعلمت الحكمة ؟! قال : من الرجل الضرير ؟ ...لأنَّه لا يضع قدمه على الأرض إلا بعد أن يختبر الطريق بعصاه

    Suatu hari, salah seorang hukama (ahli hikmah), ditanya :"kamu dari mana sih belajar tentang hikmah?" Ia menjawab :"dari orang buta".( "Lha, koq bisa begitu?) ". "Iyah, sebab orang buta itu tidak akan mau meletakkan kedua telapak kakinya ketanah, untuk berjalan, sebelum ia mengetahui dulu dengan tongkatnya akan sikon jalanan itu".

    Dari pelajaran diatas, dapat kita mengambil i'tibar, bahwa :

    1. "Janganlah berkata/berbuat segala sesuatu sebelum mengetahui dulu sikonnya bagaimana".Kata orang, gigit lidah/jari dulu sebelum berucap, pikir dulu sebelum berbuat. Pikir itu pelita hati, kata orang tua kita.

    2. Bila ingin memilih pasangan, jangan keburu-buru, perhatikan dulu, uji dulu dan lihat betul siapa dia, kepribadiannya, kesehatannya, keturunannya(maksudnya, berasal dari ayah ibu/keluarga semacam apa), agamanya, sampaipun maaf tubuhnya, ia cacat atau kagak, tuli, buta, atau apalah. (bukan berarti harus ditelanjangi begitu,..kan bisa ditanya pada orang terdekat). Sebelum memutuskan, harus jelas dulu, jangan membeli kucing dalam karung, menyesal dikemudian hari kelak.

    3. Kalau mau bepergian kesuatu tempat, pelajari dulu sikon dinegara tersebut, daerahnya bagaimana, masyarakatnya bagaimana,..dst...

    4, 5./dst....yang masih sangat banyak, dalam kehidupan kita sehari-hari.

    Yang pasti, ambil pelajaran dari cara orang buta berjalan. Karena itu jangan pernah meremehkan seseorang yang lebih rendah kedudukannya, kepintarannya, ilmunya, kekayaannya, jabatannya, kecantikannya, kehebatannya dari kita, karena bisa jadi, dia jauh lebih baik dari kita, bahkan bisa jadi dia lebih beruntung dari kita.

    Lihatlah betapa orang buta, lebih terpelihara matanya dari memandang hal-hal yang tak pantas, dibandingkan kita, terlalu banyak memandang, banyak dosa, akibatnya lebih gampang masuk neraka, ketimbang si Buta.(hehehe..ingat kisah flm masa anak-anak, si Buta dari Gua hantu, bukan ini yang dimaksudkan, tapi benar-benar si Buta yang bisa kita ambil pelajaran dari dirinya)

    Wassalam